Selasa, 12 April 2011

Peta Perekonomian Daerah Irian Jaya Kabupaten Manokwari

Keadaan Geografis
Secara astronomis, irian terletak antara 00 19’ – 100 43’ LS dan 1300 45’ 1500 48’ BT, mempunyai panjang 2400 km dan lebar 660 km. secara administratif pulau ini terdiri dari papua sebagai wilayah RI dan papua Nugini yang terlatak di bagian timur.
1. Semenanjung barat atau kepala burung yang dihubungkan oleh leher yang sempit terhadap pulau utama (1300 – 1350 BT)
2. Pulau utama atau tubuh (1350 – 143,50 BT)
3. Bagian timur termasuk ekor (143,50 – 1510 BT)
Di sebelah utara papua terdapat bagian Samudra Pasifik yang dalamnya 4000m, dibatasi oleh kepulauan Carolina di sebelah utara. Pulau-pulau karang yang muncul terjal dari dasar samudra itu (Mapia di sebelah utara Manokwari) menunjukkan bahwa bagian samudra ini merupakan block kontinen yang tenggelam. Block kontinen yang tenggelam di sebelah utara Papua ini dianggap sebagai tanah batas “Melanesia”. Kearah selatan, Dangkalan Sahul (laut Arafura) dan selat torres menghubungkan Papua dengan Australia.

Penduduk
Propinsi Irian Jaya merupakan propinsi yang terluas di Indonesia (410.660 km2), jumlah penduduknya 923.440 jiwa, kepadatan penduduknya + 2 jiwa/km2. Penyebaran penduduk tidak merata. Kabupaten yang paling padat penduduknya ialah Kabupaten Teluk Cendrawasih (14 jiwa/km2) .
Penyebaran penduduk Irian Jaya adalah sebagai berikut :

1. Kabupaten Jayapura 11%

2. Kabupaten Teluk Cendrawasih 6%
3. Kabupaten Yapen Waropen 6%
4. Kabupaten Manokwari 7%
5. Kabupaten Sorong 12%
6. Kabupaten Fak-Fak 5%
7. Kabupaten Merauke 17%
8. Kabupaten Jayawijaya 19%
9. Kabupaten Paniai 17%

Kenaikan penduduk selama lima tahun terakhir menunjuk-kan 2%/tahun dan diperkirakan laju pertumbuhan selama Repelita II 2,2%/tahun.

Kabupaten Manokwari adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia.
Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Manokwari.

Letak dan Batas Wilayah (Letak Geografis)
Kabupaten Manokwari terletak pada 0,015’ – 3,025’ Lintang Selatan dan 132,035’ – 134,045’ Bujur Timur dengan luas wilayah 37.901 km2. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:
• Sebelah Utara dengan Samudera Pasifik
• Sebelah Selatan dengan Kabupaten Fak-fak
• Sebelah Barat dengan Kabupaten Sorong
• Sebelah Timur dengan Kabupaten Biak Numfor, Yapen Waropen dan Nabire

Wilayah Administrasi
Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Manokwari sebelum pemekaran terbagi dalam 17 kecamatan dengan Manokwari sebagai ibukota kabupaten. Dari 17 kecamatan yang ada, 10 berada di daerah pegunungan, selebihnya berada di dataran rendah dan daerah pantai.

Keadaan Alam di Manokwari
Topografi
Kabupaten Manokwari memiliki topografi dari wilayah datar hingga bergelombang (bergunung). Hampir 1.446 km2 (3,8%) wilayahnya memiliki kemiringan 0 – 25% (datar), selebihnya (80%) wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25% (bergelombang). Daerah datar umumnya tersebar di beberapa kawasan, yaitu Kecamatan Babo, Bintuni, Merdey, Ransiki, Warmare, Prafi, Masni dan Amberbaken.

Struktur Tanah
Secara umum struktur tanah di Kabupaten Manokwari terdiri dari jenis alluvial (18,70%), mediterania (2,44%), podsolid merah kuning (10,41%), podsolid coklat keabuan (7,57%), tanah utama/complex of soil (49,21%), latosol (4,49%) dan organosol (7,17%). Sedangkan jenis tanah yang ada secara umum terdiri dari tanah kapur kemerahaan, tanah endapan alluvial dan tanah alluvial muda. Kedalaman efektif tanah secara umum di Kabupaten Manokwari rata-rata di atas 25 cm. Kedalaman ini hampir merata di seluruh wilayah kecamatan kecuali di wilayah pegunungan kapur.

Keadaan Iklim
Kabupaten Manokwari mempunyai iklim tropis basah dengan suhu udara minimum 21,5 °C dan suhu maksimum 33,1 °C. Suhu maksimum terjadi pada bulan Januari dan Maret, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus dan November. Curah hujan cukup tinggi, yaitu 2.283 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulanMaret dan terendah terjadi pada bulan Juli. Untuk jumlah hari hujan, terbanyak terjadi pada bulan Juni dan Oktober, sedangkan hari hujan terkecil terjadi pada bulan Desember.

Penduduk
Penduduk Kabupaten Manokwari hingga tahun 2004 berjumlah 209.308 jiwa dengan kepadatan 4 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk 3,8% per tahun. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Manokwari (33,04%) dan sisanya tersebar di 16 Kecamatan lainnya. Suku asli yang mendiami Kabupaten Manokwari adalah suku besar Arfak, suku Wamesa, suku Samuri, Sebyar, Irarutu dan Numfor Doreri. Selain itu terdapat suku pendatang asal Papua seperti Serui, Biak, Waropen serta beberapa suku dari luar Papua.

Wisata Alam Manokwari
Pegunungan Arfak
Suatu kawasan cagar alam yang dilindungi, bagi setiap pengunjung yang datang ke pegunungan Arfak benar-benar merasa puas, karena dapat menikmati panorama alamnya yang indah sejuk seperti hutan, lembah dan sungai. Perkampungan tradisional dan kehidupan masyarakat yang masih seperti zaman batu dan yang paling menarik disini adalah terdapat sekitar 320 jenis burung, 110 jenis mamalia dan 323 jenis kupu-kupu.

Pantai Pasir Putih
Terletak sekitar 5 km dari pusat Kota Manokwari dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan roda dua dengan waktu 15 menit. Pantai ini sangat nyaman untuk rekreasi berenang dan jemur panas karena pasirnya putih dan berombak kecil.
Pantai Amban
Terletak 4 km dari Kota Manokwari dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan roda dua.

Pantai Amban
pasirnya berwarna hitam dengan deburan ombak yang menawan. Jika Anda ingin menyaksikan keindahan terbitnya matahari di ufuk tumur, Anda dapat melihatnya disini.

Danau Anggi
Danau Anggi luasnya 2.000 ha dan airnya sangat jernih. Terletak di Kecamatan Anggi, kira-kira 30 menit dari Kota Manokawri dengan pesawat udara jenis Cessna dan Twin Otter.

Taman Laut
Kawasan ini memiliki pulau-pulau yang panorama alamnya sangat indah dan tenang. Di pulau-pulau ini ada masyarakat nelayan dengan perkampungan tradisional. Di beberapa pulau ini terdapat hamparan terumbu karang dengan jenis-jenis biota lautnya sehingga cocok untuk kegiatan selam.

Cagar Alam Pegunungan Wondiwoy
Cagar alam ini memiliki 147 spesies burung dan berbagai jenis flora dan fauna lainnya. Terletak di sepanjang Jaziriah Wasior sepanjang 142.173,94 kmWikipedia:Mengutip sumber dengan luas 73.022 ha. Dari cagar alam ini dapat dinikmati panorama alam Teluk Wandamen dan Teluk Cenderawasih yang sangat indah. Dapat dicapai dengan pesawat udara jenis Cessna dan Twin Otter dengan waktu tempuh ± 20 menit dari kota Manokwari. Ada juga rumah seribu kaki yang bentuknya unik karena dibangun di atas tiang-tiang penyangga yang sangat banyak sehingga dinamakan demikian. Dindingnya terbuat dari kulit kayu sedangkan atapnya dari daun pandan, penghuninya terdiridari 4 sampai 5 keluarga (25-30 orang). Rumah-rumah tradisional Suku Arfak ini berada di pedalaman Manokwari,Kecamatan Kebar, Anggi dan Merday.

Hutan Wisata Gunung Meja
Dari kejauhan gunung ini membentuk seperti meja, terletak kira-kira 2 km dari Kota Manokwari, dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Areal gunung meja merupakan hutan yang sangat ideal untuk olahraga hiking, piknik keluarga serta penelitian. Di kawasan hutan wisata ini dibangun Tugu Jepang yang merupakan monumen peringatan pendaratan tentara Jepang divisi 221 dan 222 di Manokwari pada waktu Perang Dunia II. Dari
lokasi ini kita dapat menikmati indahnya pemandangan Kota Manokwari. Kabupaten Manokwari 3.

Tugu di Pulau Mansinam
Pulau Mansinam terletak di teluk Doreri merupakan salah satu obyek wisata sejarah, karena di tempat inilah dibangun sebuah monumen untuk memperingati pertama kali masuknya Injil di Papua oleh dua Misionaris berkebangsaan Jerman bernama Ottow dan Geisler pada tanggal 5 Februari 1855. Ditempat ini juga terdapat sebuah sumur tua dari dua Misionaris tersebut. Pulau ini didukung oleh keindahan taman laut dengan pantainya berpasir putih mengundang banyak wisatawan berkunjung ke tempat ini. Setiap tahun tepatnya tanggal 5 Februari umat Kristiani di Provinsi Papua menyelenggarakan Wisata Rohani di pulau ini untuk memperingati hari masuknya para Misionaris tersebut.

Cenderamata
Hasil-hasil kerajinan rakyat seperti lukisan, ukiran dan anyaman merupakan cenderamata yang dapat dibeli pada
beberapa toko cenderamata dan sanggar kerajinan rakyat di Kota Manokwari.

Sumber : id.wikipedia.org

Sabtu, 09 April 2011

Bab 2. Pekembangan Strategi Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia Dimasa Akan Datang

Strategi dan perencanaan pembangunan ekonomi indonesia di masa yang akan datang mengacu pada Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) mengamanatkan agar pembangunan wilayah Indonesia dapat dilaksanakan secara seimbang danserasi antara dimensi pertumbuhan dengan dimensi pemerataan, antara pengembangan Kawasan Barat dengan Kawasan Timur Indonesia, serta antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan. Hal ini dimaksudkan agar kesenjangan pembangunan antar wilayah dapat segera teratasi melalui pembangunan yang terencana dengan matang, sistematis, dan bertahap.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang terpadu, terarah dan holistik, maka pendekatan pengembangan wilayah untuk pembangunan nasional ditempuh dengan instrumen penataan ruang, yang terdiri dari perencanaan, pembangunan (pemanfaatan ruang) dan pengendalian pemanfaatan ruang. Rencana Tata Ruang merupakan landasan ataupun acuan kebijakan dan strategi pembangunan bagi sektor-sektor maupun wilayah-wilayah yang berkepentingan agar terjadi kesatuan penanganan yang sinergis sekaligus mengurangi potensi konflik lintas wilayah dan lintas sektoral.

Strategi pengembangan wilayah nasional untuk pembangunan ekonomi yang lebih merata dan adil, antara lain:
- Mengembangkan ekonomi daerah dan nasional melalui pengembangan sektor-sektor unggulan
- Mengembangkan kawasan perbatasan sebagai ”beranda depan” negara dan pintu gerbang internasional yang menganut keserasian prinsip-prinsip ekonomi (Prosperity) serta pertahanan dan keamanan (Security).
- Mengembangkan keterkaitan ekonomi antar daerah melalui pengembangan sistem jaringan transportasi yang mencakup sistem jaringan jalan, rel, pelabuhan laut, dan bandar udara yang melayani pengembangan ekonomi kawasan andalan dan kota-kota, sehingga terwujud struktur ruang wilayah nasional yang utuh dan kuat dalam kerangka negara NKRI.
- Mengembangkan dukungan sumberdaya air
untuk dapat mengelola pembangunan ekonomi wilayah secara efisien dan efektif, diperlukan strategi pendayagunaan penataan ruang yang senada dengan semangat otonomi daerah yang disusun dengan memperhatikan faktor-faktor berikut :
- Keterpaduan yang bersifat lintas sektoral dan lintas wilayah dalam konteks pengembangan kawasan pesisir sehingga tercipta konsistensi pengelolaan pembangunan sektor dan wilayah terhadap rencana tata ruang kawasan pesisir.
- Pendekatan bottom-up atau mengedepankan peran masyarakat (participatory planning process) dalam pelaksanaan pembangunan kawasan pesisir yang transparan dan accountable agar lebih akomodatif terhadap berbagai masukan dan aspirasi seluruh stakeholders dalam pelaksanaan pembangunan.
- Kerjasama antar wilayah (antar propinsi, kabupaten maupun kota-kota pantai, antara kawasan perkotaan dengan perdesaan, serta antara kawasan hulu dan hilir) sehingga tercipta sinergi pembangunan kawasan pesisir dengan memperhatikan inisiatif, potensi dan keunggulan lokal, sekaligus reduksi potensi konflik lintas wilayah
- Penegakan hukum yang konsisten dan konsekuen – baik PP, Keppres, maupun Perda - untuk menghindari kepentingan sepihak dan untuk terlaksananya role sharing yang ‘seimbang’ antar unsur-unsur stakeholders. Dalam hal ini instrument pengaturan bagi wilayah pesisir perlu dirumuskan sebagai turunan dan bagian yang tidak terpisahkan dari UU 24/1992 tentang Penataan Ruang.